MAKALAH
PERAN
AGAMA DALAM KEPERAWATAN
Kata Pengantar
Segala
puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Peran Agama Dalam
Keperawatan”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya kepada :
1. Ibu Indriyowati, Spd selaku dosen agama
2. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 S1 Keperawatan
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya kepada :
1. Ibu Indriyowati, Spd selaku dosen agama
2. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 S1 Keperawatan
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memahami peran agama dalam keperawatan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah . . . . . . . . (
04 )
B.
Rumusan
Masalah
. . . . . . . (
05 )
C. Tujuan . . . . . . . . (
05 )
D. Manfaat . . . . . . . . (
05 )
Bab
II Pembahasan
A. Pengertian Agama . . . . . . . (
06 )
B.
Peran
keperawatan . . . . . . ( 09 )
C.
Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan
dengan Kesehatan
. . . . . . . . ( 12 )
D. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama.
. . . ( 17 )
E. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama.
. . . ( 19 )
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
. . . . . . (
20 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas,
padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh di dalam pelayanan, hal ini
terbukti dengan di dalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan
spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali
ini dari kelompok kami hanya ingin
membagi ide atau pemikiran kami, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual,
tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan. Agama tetap
penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat
kita. Peran a gama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu
dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang
tidak mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut kami dari kelompok
sembilan tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan,agama
karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada
mahasiswa. Dalam kehidupan profesional tiap cabang ilmu keperawatan sudah
mempunyai patokan tentang apa yang harus dilakukan ataupun tidak ,tentang hal
yang baik dan buruk. Selain itu juga ada
mata etika kuliah keperawatan yang akan membuat seorang perawat mempunyai
akhlak yang baik dan terampil menjadi perawat profesional. Pendidikan akhlak di bangku kuliah bermanfaat
bagi mahasiswa keperawatan agar bisa menerapkan keterampilannya pada pasien
dengan agama-agama yang berbeda.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian agama?
2.
Bagaiman
peran keperawatan dalam masing-masing agama?
3.
Apa
kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan dengan kesehatan?
4.
Apa
pelayanan dan aplikasi agama dalam keperawatan?
C . TUJUAN
Tujuan dalam
pembuatan makalah ini agar mahasiswa keperawatan dapat mengerti definisi agama
dalam keperawatan . bagaimana menerapkan ilmu keperawatan pada masing-masing agama yang berbeda dan mendapat perlakuan yang tidak sama.
D. Manfaat
a.
Mengetahui
manfaat agama dalam keperawatan
b.
Menerapkan
ilmu keperawatan dengan akhlak yang baik dalam agama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Agama
Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup
mereka yang dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan
karena petugas ini adalah petugas Kemanusiaan yang sangat mulia. Dalam
Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang agama sebagai berikut. Agama (umum), manusia mengakui dalam agama
adanya Yang Suci; Manusia itu insyaf bahwa ada suatu kekuasaan yang
memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap
sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Maka Tuhan dianggap oleh manusia
sebagai tenaga gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai
khalik rohani. Pengertian
agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap hal-hal yang
spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual
yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal
yang bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan
yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sosial,
keberadaan lembaga agamasangat mempengaruhi perilaku manusia. Dengan agama
manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Demikian pula definisi
tentang religion, berkaitan dengan kepercayaan dan aktivitas manusia yang
biasanya dikenal seperti: kebaktian, pemisahan antara yang sakral dengan yang
profan, kepercayaan terhadap jiwa, kepercayaan terhadap dewa-dewa atau Tuhan,
penerimaan atas wahyu yang supranatural dan pencarian keselamatan. Dari
beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
agama, religion (religi) din, maupun agama masing-masing mempunyai
riwayat dan sejarahnya sendiri. Namun dalam arti terminologis dan teknis,
ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, religion (bahasa
Inggris), religie (bahasa Belanda), din (bahasa Arab), dan
agama (bahasa Indonesia).Mengenai arti kepercayaan , disamping
berdimensi berpikir, maka manusia berdimensi percaya. Percaya adalah sifat dan
sikap membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai kebenaran. Menurut Prof.
Pudjawijatna ada kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan akan kebenaran
bukan karena penyelidikan sendiri, melainkan atas pemberitahuan pihak lain.
Bila seorang ahli astronomi mengatakan bahwa pada tanggal tertentu akan terjadi
gempa bumi, kita yakin bahwa pemberitahuan itu benar, dan setelah diberitahu
tentang hal itu, maka kita tahu akan adanya kebenaran. Pengetahuan yang
demikian disebut kebenaran.
Pengertian agama atau
definisi agama dalam jagad pemikiran Barat, telah mengundang perdebatan dan
polemik tak berkesudahan. Baik dibidang filsafat agama, teologi, sosiologi,
antropologi, maupun ilmu perbandingan agama. Sehinggga sangat sulit bahkan
nyaris mustahil untuk mendapatkan definisi agama yang bisa disepakati dan
diterima semua pihak. Wilfred Cantwell Smith misalnya menyatakan: terminologi
(agama) luarbiasa sulitnya didefinisikan. paling tidak dalam beberapa dasawarsa
terakhir ini terdapat beragam definisi yang membingungkan dan tak dapat
diterima secara luas.....Oleh karenanya, istilah ini harus dibuang dan
ditinggalkan untuk selamanya." (Wilfred cantwell smith: The meaning and
end of Religion (London, spk[1962] 1978) Pandangan Smith, jelas berlebihan,
karena istilah ini masih terus digunakan sampai hari ini. Lalu bagaimanakah
pengertian agama yang sebenarnya? Menurut Dr. Anis malik Thoha, untuk
mendefinisikan agama, para ahli menggunakan setidaknya tiga pendekatan. yakni
pendekatan fungsi, institusi dan substansi. Para pakar sosiologi dan
antropologi cenderung mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya.
Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert N. Bellah, Thomas Luckemann, dan
Clifortz Geertz. Para ahli sejarah sosial (social history) cenderung
mendefinisikan agama sebagai sebuah institusi historis. Yakni suatu pandangan
hidup yang institutionalized, dengan melihat latar belakang kelahiran agama
yang kemudian semakin karakteristik mengikuti alur kesejarahan. Sedang
kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama cenderung melihat dari
aspek substansinya yang sangat asasi, yakni sesuatu yang sakral, mengenai
hubungan Tuhan dengan makhluknya.Bila dikaji lebih dalam, tiga pendekatan di
atas adalah saling melengkapi untuk mendapatkan definisi atau pengertian agama
yang utuh sebagaimana definisi agama menurut Islam yang diambil dari Hadist
"Jibril".
Dimana Jibril As. mendatangi Muhammad saw yang
sedang bersama para sahabatnya. Jibril bertanya tentang iman, Islam dan ihsan.
Dan Muhammad Saw. menjawab semua pertanyaan itu dengan benar berupa apa yang
dikenal sebagai rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Setelah Jibril berlalu,
Muhammad Saw berkata
”Itu adalah Jibril yang mengajarkan
manusia tentang din (agama) mereka.”. ( HR Bukhari dan Muslim )
Dari hadis itu, dapat diambil kesimpulan bahwa agama
(din) adalah sistem pengabdian pada Tuhan yang meliputi iman (substansi),
seperangkat hukum Tuhan/syariat (institusi) dan ihsan/akhlak (fungsi). Sebuah
pengertian agama yang solid dan komprehensif.
B. Peran
keperawatan
1. Peran Keperawatan
dalam Islam
Islam adalah salah satu
agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah penganut agama Islam di
Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam adalah
agama yang benar disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan
Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia(muslim) khusus untuk umat
Nabi Muhammad Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu
tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang –
orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi
belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang
terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu Sina.Islam sangat
menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang sehat akan
mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.Islam menaruh perhatian yang besar
sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit
dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja,
beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu
menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan
apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu
sehat tidaknya seseorang.
"Wahai sekalian manusia, makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang
yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan
kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja
makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan,
baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal
bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.Sebagian besar
penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut
kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat
Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus
proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR.
Turmudzi dan al-Hakim)..Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan
obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal
kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya
ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti
buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di
sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan
kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan
hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari
perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan
kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan, dengan selalu
mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan
ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak
jarang juga berasal dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini
kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan
kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai
kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini
tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.Jadi walaupun seseorang
sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar,
disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di
sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan
udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk
dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum
sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling
banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.
2.
Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen
Agama Kristen juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana agama merupakan
bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini
baik yang merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang bahwa seseorang
yang sakit itu sebagai bentuk dari pertobatan. Maka dari itu dalam merawat
seseorang harus memiliki iman yang kuat dalam niatnya.Tindakan medis dalam
dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-tindakan yang dilakukan
menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan yang kita
inginkan.
3. Perkembangan
keperawatan dalam Agama Budha
Agama budha mengajarkan
kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup tanpa terkecuali dari sudut
pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama budha. Karena apabila
tidak terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas pelayanan perawat.
4. Perkembangan
Keperawatan dalam Agama hindu
Dalam ajaran agama
hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk membersihkn diri
lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu
ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan
pikiran untuk membuang sial biasanya juga diikuti mandi kelaut.
C. Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan
dengan Kesehatan
a. Islam
Keinginan
tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang intelektual
terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan, bahwa
peradaban Barat yang kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang
disembunyikannya dan tak terekspos. Salah satu penyebab disembunyikannya
sumber-sumber tak terekspos adalah rasialisme yang terpendam dalam kesadaran
Barat. Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui eksistensi orang
lain. Barat diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi
pioner di dunia. Sikap rasial ini terlihat jelas dalam ideologi yang diusung
oleh Barat beberapa dasawarsa yang lalu seperti nasionalisme, nazisme, fasisme,
dan zionisme. Namun demikian, terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat
berasal dari Cina (Nedham), India (Nakamura), Islam (Garaudy), dan Timur Lama
(Toynbee) (Hassan Hanafi, 2000).Selama seribu tahun, peradaban Islam telah
membentang dari Andalusia, Spanyol hingga ke Selatan Cina. Dari abad ke-7 dan
seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu pengetahuan dari tradisi-tradisi
umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan pengetahuan kuno orang Mesir,
Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan besar yang membuka jalan
bagi gerakan Renaissance di Barat pada abad selanjutnyaSelain pasien
mendapatkan obat-obatan secara gratis dan diperlakukan dengan baik. Di rumah
sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan medis besar yang
lengkap, sarana kebersihan seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara
laki-laki dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang mengalami gangguan mental
(gila) ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari pasien lainnya, dimana hal
ini menunjukkan bahwa pada saat itu para sarjana muslim telah menaruh perhatian
yang cukup besar pada perkembangan ilmu jiwa.Selama ini pula perawat Indonesia
khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang
mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi
litelature barat.Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama
Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan
Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan
Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama
yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai
adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat,
Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum
Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.Tugas seorang perawat,
menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan
kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak
memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski
secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja
menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat
juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga
kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa.Kita
tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni.
Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan
agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang
suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari
agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik
para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi
pendidikan atau pada level pemerintah.Di negara-negara timur tengah, konteks
keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam,
budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang
islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari
pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat,
keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.Di Indonesia
mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat
berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan,
kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika
kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan
keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.
b. Kristen Protestan dan Katolik
Kaidah dan etika agama
yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki persamaan walaupun
agama yang dijadikan kepercayaan tersebut memiliki perbedaan.Pada hakikatnya
setiap agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang
sama.Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan optimal. Karena
menyadari akan pentingnya kesehatan, sejak dulu gereja telah secara aktif
mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.Dari situ kemudian
muncullah keinginan untuk membentuk suatu forum yang dapat menyatukan langkah bersama.
Setelah melalui tiga pertemuan pimpinan lembaga pelayanan kesehatan Kristen,
pada tahun 1983, terbentuklah Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di
Indonesia (PELKESI) di Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini, Sekretariat
PELKESI berada di RS PGI Cikini, Jakarta.PELKESI memiliki visi mewujudkan
pelayanan kesehatan di Indonesia yang mendatangkan damai sejahtera Allah bagi
semua orang. Sedangkan misinya, melaksanakan pelayanan kesehatan yang utuh dan
menyeluruh (holistik). Pelayananan secara holistik meliputi fisik, sosial,
ekonomi dan spiritual.
c. Hindu
Menurut Prof. Dr. IGN
Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah menyampaikan bahwa
kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik
pengobatan. Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit
ini, menurut Nala, sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini
dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda. Kitab Ini
merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.Sementara kitab Upa Veda ini
sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni kitab Veda Smerti. Kitab
Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda, salah
satu dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur
Veda hampir tidak ada hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah
yadnya atau upacara serta upakara keagamaan.Sementara itu, menurut Gede
Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya konsep
keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa keberadaan
berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang sangat
vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki kegunaan
bagi manusia, terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi
manusia untuk menghargai alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.
d. Budha
Buddha Dhamma berperan
besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang kesehatan mental, Buddha
menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan suatu suara
dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya. Keseluruhan terapi Buddhis menjadi
suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan, yang merupakan
terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap
hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha
Dharma, terapi yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi
Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti
test wawancara dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku karena
bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam
terapi Buddhis, hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian, sempurna
dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu
indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis
mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena
adanya melalui perasaan jasmani (rasa
sakit) dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu
apabila tubuh ini ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk
pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran
yang menyebabkan penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu : (1).
Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati, (4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih
bahasa Upi. Ksantidewi).Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam
agama Buddha yang merujuk pada Buddha (sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma
(ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha (siswa Buddha yang telah memahami dan
mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).
e. Kong Hu Cu
Secara teori ajaran
agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme “pencapaian hidup abadi/bersatu
dengan alam semesta”. Inti Konfusianisme/Konghucu : moralisme, menjaga hubungan
antar manusia serta manusia dengan langit.Kalau ditanya mengapa ada patung
Buddha di sana selain yang disebutkan oleh saudara Jingkhe mungkin disebabkan
karena inti dari konfusianisme itu sendiri yaitu menjaga hubungan antar sesama
(dengan agama lain) dan dengan langit (Buddha).Pada abad ke-10 sampai ke-12
masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran adalah satu adanya maka sering
terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan klenteng dianggap
sebagai tempat ibadah umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia:
Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi .
D. Pelayanan
dan aplikasi keperawatan dalam agama
1.
Definisi Pelayanan Keperawatan
Sistem pelayanan
kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif,
efisien dan tepat sasaran.
2. Sistem Pelayanan
Kesehatan
Keberhasilan sistem
pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan
kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik
dan lingkungan.
a. Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
b. Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
c. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
d. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
e. Umpan
balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi
masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas
tenaga kesehatan.
f. Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
E. Aplikasi Agama dalam pelayanan keperawatan.
Keperawatan saat ini
tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera
berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari
oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan atau
pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan
sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK
dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.Keperawatan sebagai profesi harus
didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun untuk berpikir
kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk
bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus
dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan
dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan,
basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan
substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat
wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau
keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai
profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya
senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang
dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka
terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan
atau dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan
guna memajukan ilmu keperawatan.Pengaplikasian Agama dalam pelayanan
keperawatan sangatlah penting dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan
yang dapat memberikan hasil yang maksimal.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran agama di dunia keperawatan itu
sangat penting, untuk menjadikan seorang perawat profesional akhlak yang baik dan terampil menangani
pasien. Dengan memiliki etika dan khlak yang baik perawat profesional dapat membedakan
antara yang baik dan buruk. Peran keperawatan dalam setiap agama berbeda , jadi
sebagai seseorang perawat profesional kita harus memahami agama masing-masing,
bagaimana kebiasaan mereka. Agar kita dapat menerapkan keahlian dengan posisi
yang benar tanpa membedakan agama. Kaidah dan etika agama dalam kesehatan
berbeda-berbeda tergantung kepercayaaan dari agama masing-masing.